Permasalahan kompleks bagi umat Kristiani adalah ketika mengetahui dan menyaksikan sendiri bagaimana para pejabat yang beragama Kristen dan berada didalam pemerintahan melakukan korupsi. Padahal ketika kita mengerti akan ajaran Kristen, sudah pasti tidak akan ada yang dibenarkan mengenai tindakan korupsi itu sendiri.
“Kalau sudah Kristen tidak bisa korupsi. Kalau kita jadi anak Tuhan, percayalah kepada Yesus. Bahwa tanpa berkorupsi pun kamu akan tetap hidup dan diberkati. Jadi bukan namanya anak Tuhan lagi, tapi anak hantu jika anda tidak menunjukan kekristenan Anda,” ungkap Leo Nababan, salah satu anggota fraksi Partai Golkar dalam diskusi Korupsi Ditengah Umat Kristen, pada ulang tahun Majalah Gaharu ke-10 di Jakarta Design Center, Jalan Gatot Subroto Jakarta Pusat, Jumat (31/8).
Lebih jauh, Leo juga memaparkan mengenai sikap seorang Kristen ditengah berbagai gejolak yang menimpa bangsa ini. Bahkan dalam satu kondisi tertentu, Leo menganjurkan bahwa umat janganlah buru-buru bereaksi jika mengetahui ada gereja yang dibakar. Namun harus diketahui dahulu, sudah berbuahkah, gereja yang dibakar itu?
Jika tidak berbuah, Leo mengatakan setuju jika gereja itu dibakar. “Kalau tidak berbuah, saya setuju jika gereja itu dibakar. Sama hal-nya aku setuju dengan birokrat Kristen dihukum jika terbukti korupsi karena tidak sesuai dengan ajaran kasih,” pungkas leo.
Pernyataan Leo mengenai kesetujuannya mengenai gereja dibakar jika tidak berbuah, memang mengundang multitafsir. Tentu saja hal ini adalah sebuah otokritik tersendiri bagi umat Kristen, agar selalu bercermin diri bagaimana hidup sesuai dengan Firman Tuhan, menghindari korupsi dan selalu menunjukan buah kekristenan itu sendiri.
Baca Juga :